PEMBINAAN MENTAL (BIMTAL) APARATUR PA BUKITTINGGI 18 SEPTEMBER 2023

www.pa-bukittinggi.go.id

Senin, 18 September 2023

Dalam rangka internalisasi nilai-nilai organisasi, PA Bukittinggi rutin melaksanakan pembinaan mental (Bimtal) setiap 2 kali sebulan yang dilaksanakan di Mushalla Al-Hikmah Lt. 3 Gedung Kantor PA Bukittinggi. Bimtal kali ini disampaikan oleh Ketua PA Bukittinggi H. Fahmi R, S.Ag., M.H.I.

Dalam ceramahnya beliau menyampaikan kedudukan orang tua menurut pandangan Islam.

Dalam Al-Qur’an QS. Al-Isra’ ayat 23 s.d 24, Allah SWT Berfirman yang artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (23)

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (24)

Seorang anak diperintah oleh Allah SWT.  agar berbuat baik kepada Ibu dan Bapaknya dan berkata dengan perkataan mulia. Dan dilarang untuk durhaka. Dalam ayat tersebut seorang anak dilarang untuk berkara “ah” kepada orang tua apalagi durkaka seperti menelantarkan orang tua dan menyakiti hatinya.

Beliau juga menukilkan kisah dari buku karangan dr. H.K. Suhaimi, S.P.O.G. tentang kisah sebuah keluarga yang hidup serumah bersama mertuanya yang sudah uzur. Karena telah uzur, mertua dirumah tersebut menyuap makan dengan tangan gemetar karena parkinson. Akibatnya gelas minum sering pecah karena terjatuh dan sering kali mengeluarkan air liur ketika makan. Maka menantunya menyuruh mertuanya makan terpisah dan diberi piring, sendok dan gelas dari kayu agar tidak pecah. Suatu ketika anak dan menantunya pulang ke rumah anak-anaknya sedang membuat piring dan gelas dari kayu, lalu ditanya oleh orangtuanya maksud anak-anak mereka membuat piring dan gelas dari kayu tersebut, anak-anak menjawab bahwa ini dibuat untuk ayah dan ibunya kelak jika sudah renta.

Dari kisah tersebut dapat diambil hikmah dan pelajaran bahwa sikap anak terhadap orang tua setelah dewasa ditentukan oleh sikap orangtua terhadap ayah dan ibunya. (iw-pa.bkt)